Saya belum pernah hadir langsung di stadion untuk nonton sepakbola. Tidak nonton klub, tidak juga tim nasional.
Kali ini, saya tak mau kecolongan. Piala Asia di depan mata. Cari-cari informasi jadwal pertandingan dan tiket. Akhirnya, saya dan kawan-kawan saya sepakat buat nonton partai Indonesia vs Korea Selatan.
Jakarta 18 Juli 2007, setelah acaranggedabrus nggak karuan kopdar di Cibubur, saya meluncur kembali ke Jakarta (dengan diiringi doa jelek lewat SMS berbunyi: "Forza Korea!!!" dari seseorang :)) ). Gelora Bung Karno, here I come...
Tiba di depan GBK, atmosfernya sungguh luar biasa. Puluhan ribu manusia berkumpul untuk mendukung satu tim: Indonesia.
Masuk ke stadion, atmosfernya lebih membahana (pas nggak sih diksinya? :p). Hampir 90.000 pasang mata tumplek blek ke stadion yang berdiri tahun 1960 tersebut.
Saat koor puluhan ribu manusia itu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, saya merinding. Hati saya bergetar. Saya tidak tahu, apakah perasaan ini hanya menghinggapi saya yang baru kali pertama menginjakkan kaki di stadion, atau juga dirasakan puluhan ribu orang lainnya. Entahlah...
Sepanjang pertandingan, para suporter terus berteriak, "Indonesia, Indonesia". Ditimpahi tabuhan drum, stadion riuh rendah oleh suara suporter. Juga nyanyian, "Ayo, ayo Indonesia... Ku ingin, kita harus menang!". Gelombang Mexican wave, lagi-lagi membuat saya merinding dan bergetar. Unbelieveable!
Meskipun akhirnya timnas Indonesia kalah 0-1 dari Korsel, saya nggak kecewa sudah jauh-jauh datang. Pengalaman sekali seumur hidup. Dalam 20 tahun, belum tentu atmosfer seperti ini bisa berulang lagi.
Setidaknya, bisa buat bahan cerita buat anak cucu saya nanti. "Bapakmu, dulu pas masih mudadan nggantheng-ngganthengnya, pernah nonton Piala Asia di stadion".
Rasa sedih, kecewa, capek, tertutupi oleh eforia. Because, we were there!!!
Kali ini, saya tak mau kecolongan. Piala Asia di depan mata. Cari-cari informasi jadwal pertandingan dan tiket. Akhirnya, saya dan kawan-kawan saya sepakat buat nonton partai Indonesia vs Korea Selatan.
Jakarta 18 Juli 2007, setelah acara
Tiba di depan GBK, atmosfernya sungguh luar biasa. Puluhan ribu manusia berkumpul untuk mendukung satu tim: Indonesia.
Masuk ke stadion, atmosfernya lebih membahana (pas nggak sih diksinya? :p). Hampir 90.000 pasang mata tumplek blek ke stadion yang berdiri tahun 1960 tersebut.
Saat koor puluhan ribu manusia itu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, saya merinding. Hati saya bergetar. Saya tidak tahu, apakah perasaan ini hanya menghinggapi saya yang baru kali pertama menginjakkan kaki di stadion, atau juga dirasakan puluhan ribu orang lainnya. Entahlah...
Sepanjang pertandingan, para suporter terus berteriak, "Indonesia, Indonesia". Ditimpahi tabuhan drum, stadion riuh rendah oleh suara suporter. Juga nyanyian, "Ayo, ayo Indonesia... Ku ingin, kita harus menang!". Gelombang Mexican wave, lagi-lagi membuat saya merinding dan bergetar. Unbelieveable!
Meskipun akhirnya timnas Indonesia kalah 0-1 dari Korsel, saya nggak kecewa sudah jauh-jauh datang. Pengalaman sekali seumur hidup. Dalam 20 tahun, belum tentu atmosfer seperti ini bisa berulang lagi.
Setidaknya, bisa buat bahan cerita buat anak cucu saya nanti. "Bapakmu, dulu pas masih muda
Rasa sedih, kecewa, capek, tertutupi oleh eforia. Because, we were there!!!
8 comments:
hehehe..
terakhir nonton bola di stadion pas jaman-jaman SMA
berteriak-teriak, bernayanyi-nyanyi, di antara orang mendem ciu yg tak henti menabuh drum, dalam satu warna: PASOEPATI!
wakakaakak
iku sakjane sing dibahas nonton bal tah pamer poto seh?
Kekekekekekekekek.... Bapak satu anak ini masih aja sempet pergi jauh buat menunjukkan nasionalismenya:P Piss... Tapi mika suka poto 2.. bagus...
kowe kok bolak-balik 'bergetar'. disetrum si lutfi po piye?
Wah Arya lé mangap amba banget?
Awas mengko ana laler mlebu lho Ar :D
fotonya edan...
Huahahahaha........
ternyata ke sana juga...di Gate brp ?
klo liputan ku ada di blog ku ^_^
S 03 CI
@Soeci
Kami ada di Gate 8, wkwkwkw....
Post a Comment