14.4.07

MTV Ekslusif Artis


Suatu malam, saya menyaksikan acara di Global TV. Kebetulan, pada saat itu Global sedang menayangkan program dari MTV (Music Television). Saat itu, ditampilkan sebuah video klip dari band bernama NUMATA. Ini adalah sebuah band lokal.

Kemudian, yang menggelitik indra penglihatan saya adalah munculnya sebuah label pada saat penayangan video itu. Label yang nongol di sudut kanan bawah video tersebut bertuliskan "MTV Eksklusif Artis".

Sejenak, saya tidak mempercayai mata saya. Benarkan tertulis Eksklusif Artis? dan bukannya "Exclusive Artist", atau setidaknya "Eksklusif Artist" atawa barangkali "Exclusive Artis"?

Tidak. Mata saya masih waras. Jadi memang benar apa yang saya lihat. Tertera "MTV Eksklusif Artis".

Olala! Saya benar-benar geli saat itu.

Seperti kita pelajari selama 12 tahun masa sekolah, Bahasa Indonesia menganut pola Diterangkan Menerangkan (DM). Contohnya: kursi biru. Artinya, kursi yang berwarna biru.

Sedangkan Bahasa Inggris menganut pola kebalikannya, yakni Menerangkan Diterangkan (MD). Contoh penggunaannya adalah: Black Dog. Artinya, dog yang warnanya black.

Kembali ke soal "Eksklusif Artis" itu tadi. Sudah sangat terang bahwa penggunaan frasa tersebut telah melanggar prinsip DM dalam Bahasa Indonesia.

"Eksklusif Artis", dalam perkiraan saya, memiliki maksud "artis/penampil yang eksklusif". Artinya, penampil tersebut hanya tampil di saluran MTV dan tidak di saluran televisi lain.

Jika itu yang dimaksud, maka apabila mereka ingin tertib berbahasa Indonesia, seharusnya mereka menggunakan frasa "Artis Eksklusif" alih-alih "Eksklusif Artis".

Apabila mereka ingin menggunakan Bahasa Inggris, sudah seharusnya mereka memakai frasa "Exclusive Artist" yang menaati pola MD, yang berarti "artist yang exclusive".

Pergaulan bebas antar bahasa memang sudah tidak terhindarkan lagi. Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan riangnya bercengkerama dan berbaur dalam berbagai kesempatan. Tak peduli di ruang pribadi ataupun di ruang publik semacam tayangan itu tadi.

Namun, alangkah baiknya jika pergaulan itu juga memperhatikan rambu-rambu dan kaidah berbahasa yang ada. Jangan asal mencampur dengan maksud keminggris atau ingin terlihat keren.

Bukannya terlihat hebat dan gaya, yang ada, penggunaan "Eksklusif Artis" tadi hanya melahirkan kekonyolan dan menunjukkan kehampaan otak orang-orang yang menyusunnya. Seolah-olah yang membuat adalah tukang obat di Alun-alun Utara Yogyakarta. (Saya bahkan yakin penjual obat di sana lebih pintar, tertib dan santun dalam berbahasa dibanding persona-persona di MTV yang ingin terlihat menginternasional tersebut)

Teman saya Bungky bilang, bahasa menunjukkan kasta.

14 comments:

Anonymous said...

Ah ya.. tanya kenapa film itu berjudul HEART bukannya Hati, MIRROR alih alih Cermin. Juga kenapa sebuah web berita baru yang isinya berbahasa indonesia memilih kata peranakan untuk judul websitenya. Kata teman saya, oke itu bahasa indonesia. dan zone itu bukannya bahasa inggris?

Arya Perdhana said...

itulah wujud pergaulan bebas bahasa.
sebenarnya tidak masalah jika mau menggunakan bahasa inggris. tapi mbok tolong konsisten. jangan separo bahasa indonesia, separo bahasa inggris. atau bahasa inggris tapi menuturkannya dengan pola bahasa indonesia (vice versa).
kacau lah jadinya.
oia, situs yang kamu maksud itu, okezone.com? huahahahaha

Anonymous said...

mbok yao seperti situs yang ini menggunakan bahasa indonesia yang tertib. ya, walaupun isinya kadang-kadang tak tertib juga.

SECARA gitu loh!

Anonymous said...

blogjumping dari ipdnmania.wordpress.

makasih. salam kenal :)

Arya Perdhana said...

trimakasih mbak venus. salam buat mars. :D

Anonymous said...

biar keliatannya gaul gitu loh.. jadi khan ngga ketinggalan zaman ,wkwkwkwkwkw

andri said...

justru itulah ciri khas bahasa MTV, bahasa anak muda yang bukanlah merupakan bahasa pakem atau bahasa yang patuh pada EYD. Makanya ada generasi MTV...

Anonymous said...

no wounder tho mas arya? itu sign bahwa kita itu aktiv membuka cakrawala tho? wong english langueage itu sudal meng-globall lho?!! dont be sedikit-sedikit kaget lah mas arya... ordinary saja!!!

betul kata bungky... bahasa menunjukan rasta, mann!!

Arya Perdhana said...

ya saya sadar betul itu gimmick pemasaran.
tapi, sebuah media juga bertanggung jawab atas konten yg ditampilkannya. jika itu membawa kesalahkaprahan, tentu lebih baik diperbaiki kan? bukan berarti zakelijk EYD. kemasan tetap menarik, tapi memberi contoh, tetep.
salam kenal bung andri.

Anonymous said...

eh.. barusan nemu link ke blog ini.. ;)

btw perilaku berbahasa kaya beginu emang dah kejadian sejak jaman nenek moyang

pas jaman jayanya Si Pitung, pemakaian bahasa Belanda dgn tatabahasa Jawa juga sudah terjadi

nah.. sekarang kejadiannya di generasi kita utk Bahasa Inggris n Indonesia

coba simak tulisan adik kita di sini

Selamat ber-Inggronesia...!!!
*demikian kira2 salam dari Andre Moller (Kompas, Jumat 13 April 2007 Rubrik Bahasa Hlm 15)

Anonymous said...

mampir lagi. mau bilang makasih banyak dibantuin publish petisi online di detik. sekalian mau protes, KENAPA CUMA ANTO YANG DIAJAKIN KE ANGKRINGAN???? hehehe....

Again, makasih banyak. God bless u, arya :)

Arya Perdhana said...

ahhhhhhh dont mention it...
:">
anak2 inet jg seneng, sebab hitnya naik, komen jg banyak...
moso buat mbakyu yang saya kagumi ini cuman trimo angkringan?
nanti saya beliin pissa (bener ndak nulise?) :D

NiLA Obsidian said...

udah ga jelas ya mas...antara bahasa yg benar benar, benar....
dan bahasa yg tidak benar tapi rasanya benar karena enak didengar....

*ini benar ngga ya?*

(baru aja mampir ke sini, salam kenal mas arya)

Anonymous said...

wah arya...cermat jg yah, bagus untuk mengasah insting kewartawanan-mu..
trus jangan lelah yah berusaha buat yg terbaik, buat diri sendiri maupun anak cucu...
Well life's goes on...but one things that matter is..how u face d life wit the best effort u can do...
Viva arya